Kamis, 02 Juli 2015

Pulang Mudik Iwan Tewas

Ilustrasi
SUKABUMI - Nahas Iwan Setiawan (35) hendak pulang kampung dari Jakarta menuju Kp RT 02/08 Desa/Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi berujung maut tergelincir jatuh yang tertabrak mobil truk di Jalan Cikidang Desa Pamuruyan, Kecamatan Cibadak Pukul 17.00 WIB, Selasa (30/06) lalu.

Informasi yang dihimpun,peristiwa maut tersebut berawal korban yang mengendarai roda dua jenis motor Suzuki Spin jatuh di belokan dan tak tertahan hingga jatuh tersered sektar lima meter. Tiba tiba arah yang berlawanan kendaraan truk Nopol D 8431 MB menghantamnya.

"Korban memang sempat terjatuh dan saya kaget korban sudah ada di bawah kendaraan saya. Saya menuju Jakarta usai ngirim barang dari Palabuhanratu,"aku sopir truk Suheri (41).

Setelah melihat kejadian itu korban yang langsung dilarikan ke RSUD Sekarwangi menjalani pemulasaran di ruangan jenazah.

Sementara itu, Keluarga Korban Dudung (26) mengatakan,korban yang sempat mengasih kabar saat sampai di Parungkuda menuju pulang kampung.

"Paman saya sempat menelpon saya dia bilang sampai parungkuda masih dalam perjalanan tunggu saja dirumah. Kaget saya setelah mendapatkan informasi ada kejadian kecelakaan ternyata keluarga saya,"katanya.

Sementara itu pihak Lantas Polres Sukabumi Iptda Suwaji membenarkan adanya Lakalantas yang saat ini sedang dalam penanganan. Barang bukti kendaraan korban dan pelaku sudah diamankan.

"Sudah kami amankan dua kendaraan dan tengah pemeriksaan oleh tim lantas turjawali,"katanya

Pemkab Sukabumi Endapkan Ratusan Miliar Dana Desa

Ilustrasi
SUKABUMI - Pemerintah  Kabupaten Sukabumi diduga menegendapkan Anggaran Dana Desa (ADD) dari APBD dan APBD senilai Rp 311 miliar. Pasalnya anggaran yang harus dikucurkan termin satu 40 persen ke 385 desa di Kabupaten Sukabumi terlambat yang seharusnya pada 15 April lalu. Namun hingga saat ini belum dicairkan kepada ratusan desa melanggar Peraturan Pemerintah (PP) No 60 Tahun 2014. Anggaran yang harus dikucurkan yakni APBD senilai Rp 63 miliar dan APBN senilai Rp 113 milair belum ditambah anggaran lainnya.

"Didalam PP No 60 sudah jelas untuk realisasi anggaran desa harus dicairkan para bulan April termin satu,bulan Agustus termin dua dan terakhir bulan November. Hal itu termaktub di Pasal 6 yang jelas dan gamblang,"ungkap Tenaga Ahli DPR RI Komisi I Youngki Fernando.

Pemerintah Kabupaten Sukabumi hingga saat ini belum merealisasikan yang sudah melewati dua bulan. Sehingga diduga ada pengendapan dan rawan pelanggaran untuk anggaran untuk desa ini. Apalagi dengan nilai yang fantastis.

"Dari 47 Kecamatan di Sukabumi degan ratusan desa tersebut rata rata setiap desa mendapatkan angaran mulai Rp 700 juta hingga Rp 800 juta hitung saja,"katanya

Menurut Youngki sistem pengucuran dana sendiri yakni pada termin satu dan dua 40 persen dan terakhir 20 persen. Pemkab jangan main main dengan anggaran tersebut bisa terkena somasi.

"Jika masih terus menunda bisa kami somasi Pemkab Sukabumi. Mempermainkan angaran milik desa yang tak sesuai jadwalnya yang membuat publik bertanya tanya," katanya. (kur)

Senin, 29 Juni 2015

Tim Penyidik Geledah RSUD Sekarwangi

Tim Penyidik Kejari Cibadak Saat Menggeledah RSUD Sekarwangi
SUKABUMI- Tim Penyidik Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) Cibadak menggeledah RSUD Sekarwangi, Kabupaten Sukabum, Senin (29/6) kemarin. Penggeledahan yang dilakukannya sendiri terkait anggaran Dana Pembangunan Infrastruktur Daerah (DPID) Tahun 2011 senilai Rp 7 miliar yang diduga fikitip dan mark-up dialokasikan ke Alat Kesehatan (Alkes) sebanyak 46 item.

Informasi yang dihimpun,penggeledahan di sejumlah ruangan rumah sakit milik pemda sendiri mulai dari ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD), ruangan ICU, dan sejumlah ruangan lainnya. Penyidik yang berjumlah dua orang tersebut yakni Firdaus dan Topo memeriksa dan mencocokan barang data yang diperolehnya dan realisasi yang ada di rumah sakit.

"Memang benar ada penyidik kejaksaan yang datang memeriksa dan mencocokan barang Alkes,kami antar ke beberapa ruangan,"ungkap Pegawai Sekarwangi dr Yunus.

Pemeriksaan barang sendiri mencocokan data yang dimilikinya dengan realisasi barang Alkes yang ada. Pihaknya pun hanya mengantarkan saja tidak mengetahui persis kasus yang sedang ditanganinya.

"Saya hanya mengantar saja. Karena untuk barang-barang Alkes sendiri kami tak mengetahui dan pembelian pada Tahun 2011," katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Cibadak Akhmad EP Hasibuan mengatakan, membenarkan tim penyidik ke rumah sakit,namun hanya mencocokan data saja dengan keberadaan sebenarnya.

"Tim kami hanya mencocokan data saja karena yang mengetahui soal alat kesehatan hanya rumah sakit,"katanya (kur).

Minggu, 28 Juni 2015

Puasa PMI Kewalahan Stok Darah

ilustrasi
SUKABUMI  - Memasuki Bulan Puasa Ramadan yang membuat resah dan kewalahan stok darah dimiliki Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi. Dengan minimnya stok tersebut akhirnya melakukan blusukan di sejumlah area yang menjadi lokasi penarikan darah. Hal ini untuk menjaga stok labuh darah. Salah satu caranya yakni blusukan ke sejumlah lokasi untuk mencari pendonor.

Ketua PMI Kabupaten Sukabumi Ayi Abdullah mengatakan blusukan mencari pendonor dengan mendatangani masjid-masjid. Seperti  dilakukan pada Sabtu (27/6) lalu di Masjid Raya Raudatul Irfan Cibolang, Kecamatan Cisaat. Petugas unit transfusi darah (UTD) PMI menggelar donor darah terhadap para Peserta Pesantren Kilat (Sanlat) dan jemaah masjid selepas waktu berbuka puasa maupun shalat tarawih.

" Strategi jemput bola atau blusukan ini untuk mengatasi kekurangan stok darah selama Ramadhan.  Memang Ada sebagian warga yang enggan mendonorkan darahnya karena tengah menjalankan ibadah puasa. Akibatnya  stok labu darah menurun pada setiap momen bulan puasa," kata Ayi.

Disebutkan Ayi,  kegiatan donor darah sebetulnya bisa tetap dilakukan pada saat puasa. Tentunya harus dilakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu terhadap calon pendonor.

Upaya blusukan mencari pendonor darah ini ujar Ayi dilakukan karena permintaan labu darah selama bulan puasa cukup tinggi. Sementara di sisi lain jumlah pendonor darah selama bulan puasa dikhawatirkan berkurang dibandingkan sebelumnya.

"Dari blusukan yang kami peroleh sebanyak 310 kantong labu darah. Kami mengharapkan mencukupi permintaan labu darah dari warga. Nantinya labu darah tersebut  dipasok ke sejumlah rumah sakit di Sukabumi yang mempunyai bank darah,"katanya.(kur)

Banyak Kasus Mengendap di Kejaksaan

Ilustrasi
SUKABUMI - Sejumlah kasus korupsi di Kejaksaan Negeri (Kejari) Cibadak nampaknya masih mengendap dan tak ada kejelasan. Hal ini terungkap dari data Kejari Cibadak pada saat ekspose Hari Anti Korupsi (HAK) dan data proses penyidikan yang dilakukannya. Dari data yang diperoleh Litbang Jaringan Intelektual Sukabumi (JIS) hingga saat ini ada sembilan kasus yang tak jelas muaranya.

Jaringan Intelektual Sukabumi (JIS) Bambang Rudiansyah mengatakan, dari sejumlah kasus korupsi yang menguap di kejaksaan sendiri menilai tumpang tindih. Sehingga pihak kejaksaan harus bisa serius dan menjelaskan terhadap publik keberadaan kasus yang sebenarnya.

"Jika kejaksaan tak tegas dalam menindak dan memberikan kejelasan terhadap warga khawatir kepercayaan publik terhadap penegak hukum korupsi berkurang. Dari sejumlah kasus yang ada di kejaksaan ini tahunya bervariatif bahkan mengendap hingga tiga tahun,"ungkap Bambang.(kur)

1. Kasus Kuota Haji
2. Kasus PPI Ujung Genteng
3. Kasus PPI Cisolok
4. Kasus Pengadaan Perahu Rumpon
5. Kasus Kedelai
6. Kasus Pengadaan Sapi
7. Kasus Desa Cibentang
8. Kasus Tenjo Jaya
9. DPID